Sinopsis Shangri-La (The Hidden City): Rahasia Sihir dan Angka 13
Dunia Sihir telah menua dan terus dirundung krisis. Melalui sebuah ramalan, Dewan Sihir Tertinggi di Shangri-La, sebuah kota rahasia di negeri Tibet yang menjadi ibu kota Dunia Sihir, mengetahui bahwa krisis itu bakal dituntaskan oleh anak-anak usia 13 tahun dalam waktu 13 minggu. Francine Masissou adalah anak paling berbakat dari tujuh anak multietnis yang terpilih melalui ramalan itu. Malangnya, menjelang dia dijemput menuju Shangri-La, orangtuanya menjadi korban pembunuhan politik di negerinya. Bersama enam teman barunya, dia kemudian memasuki sebuah dunia baru, mempelajari ilmu sihir, geometri, dan angka-angka, guna mempersiapkan diri menghadapi para penyihir jahat yang berniat menghancurkan Shangri-La. Dan dia hanya punya waktu 13 minggu!
Dalam pada itu, kaum Penghisap Darah, yang dipimpin seorang keturunan Vlad Dracul, telah berhasil menaklukkan kawanan Manusia Serigala. Pertikaian dunia sihir dengan Manusia Serigala tengah memuncak. Pertikaian yang nyaris setua dunia sihir ini mengancam menenggelamkan Shangri-La dalam kubangan darah. Mereka semua menanti kesempatan dalam kegelapan.
Francine memanggul harapan banyak orang atas keselamatan Shangri-La. Sementara dia masih menghadapi trauma atas kematian orangtuanya, kecemburuan teman-temannya yang menganggap dirinya diistimewakan, serta intrik-intrik politik di Dunia Sihir. Para musuh pun berusaha menyingkirkannya sejak ramalan besar itu tersiar. Rencana demi rencana digulirkan. Dan huru-hara pun tak terhindarkan!
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Johanes 1: 1)
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: Jadilah, lalu jadilah ia.” (Al-Baqarah: 2: 117)
“Amicus Plato, amicus Aristoteles, magis amica veritas (Plato adalah temanku, juga Aristoteles, tetapi sihir adalah teman yang lebih baik dari keduanya).” (Isaac Newton, Quaestiones Quaedam Philosophicae, 1661)
“Dan tanggung jawab besarlah ada pada kita. Karena kita diberi anugerah untuk mencicipi kuasa yang menciptakan alam ini. Kepada kitalah terbebani tugas untuk meneruskan karya agung Sang Pencipta.” (Kredo San Sebastian) Gunung Gang Rinpoche, Tibet, 1679
————————————————————–
Judul: Shangri-La (The Hidden City): Rahasia Sihir dan Angka 13
Pengarang: Ken Budha
Penyunting: Dita Sylvana dan Salahuddien Gz
Pemindai Aksara: Muhammmad Bagus SM
Penggambar Sampul: Yudi Irawan
Penerbit: Penerbit Dolphins
Sinopis Shangri-La (The Hidden City): Batu Sihir dan Teka-teki Kematian.
Dengan dikalahkannya bala tentara Preteanu dalam pertempuran di pegunungan Carpathia, Shangri_La kembali mendapatkan kedamaiannya. Kehidupan berjalan kembali sebagaimana biasa. para murid Perantas pun dapat menyelesaikan pelajaran dasar mereka dengan hati tenang dan gembira.
Namun, kabut gelap itu ternyata hanya menyingkir sejenak karena kini kembali dengan penuh amarah. Dari balik bayang-bayang tangan-tangan maut mengendalikan boneka-bonekanya. Intrik-intrik politik dijalankan. Benda-benda mustika kuno keluar dari sarangnya. Para petarung diam-diam bergerak menempati posisi strategis untuk melancarkan pukulan mematikan.
Dan, di tengah semua itu terdapat ramalan kelima. Ramalan yang selama ini dirahasiakan oleh Dewan Tertinggi, bahkan terhadap tangan kanan mereka yang paling terpercaya: Para Perantas. Ramalan yang melibatkan Francine Massisou, gadis remaja yang telah berhasil menjatuhkan Preteanu dalam pertempuran.
Menunggangi ketegangan laten yang bersemayam selama ini antara Shangri-La dan Cappadocia, satu dari tiga kota sihir terbesar di dunia, tangan-tangan maut siap mematuk. Ketika semua orang tengah sibuk berhadapan dengan ancaman baru, Francine hilang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar